Kuala Lumpur/Washington, 25 Juli 2025 | Dunia tambang dan industri global kembali geger. Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dikabarkan tengah mengincar harta karun langka yang bernilai miliaran dolar dan memiliki nilai strategis di pasar komoditas internasional. Isu ini semakin panas setelah mantan Perdana Menteri Malaysia ikut angkat bicara, memberi komentar yang dinilai cukup menohok terkait ambisi Trump tersebut.
Sumber diplomatik dan industri menyebut “harta karun langka” ini merujuk pada cadangan logam tanah jarang (rare earth) dan mineral strategis yang tersimpan di lokasi yang belum dipublikasikan secara terbuka, namun disebut-sebut berada di kawasan Asia Tenggara.

Latar Belakang: Rare Earth dan Nilai Strategisnya
Logam tanah jarang seperti neodymium, terbium, dysprosium, dan praseodymium menjadi komponen vital dalam industri modern, termasuk pembuatan baterai kendaraan listrik, turbin angin, panel surya, hingga teknologi militer canggih.
Pasar global rare earth saat ini didominasi oleh Tiongkok, yang menguasai lebih dari 60% suplai dunia. Langkah Trump mengincar sumber baru dianggap sebagai upaya mengurangi ketergantungan Amerika Serikat pada China, sekaligus membuka peluang bisnis raksasa bagi sektor tambang dan industri manufaktur di negaranya.
Komentar Eks PM Malaysia
Mantan Perdana Menteri Malaysia, yang pernah mengawasi kebijakan tambang di negaranya, memberikan pandangan kritis terkait isu ini.
“Harta karun itu bukan sekadar komoditas ekonomi, tapi juga aset strategis yang menentukan kedaulatan negara. Jika benar Trump mengincarnya, negara pemilik sumber daya itu harus berhati-hati,” ujarnya dalam sebuah wawancara eksklusif di Kuala Lumpur.
Ia menekankan bahwa eksploitasi sumber daya alam oleh pihak asing tanpa pengaturan yang jelas berpotensi merugikan masyarakat lokal, menciptakan ketimpangan ekonomi, dan memicu konflik geopolitik di kawasan.
Spekulasi Lokasi dan Pihak yang Terliba
Meski tidak ada konfirmasi resmi, sejumlah analis tambang memperkirakan lokasi harta karun langka ini berada di wilayah Asia Tenggara yang memiliki catatan eksplorasi rare earth. Malaysia, Myanmar, dan Indonesia disebut sebagai kandidat terkuat, mengingat cadangan logam tanah jarang di ketiga negara ini relatif besar namun belum tergarap optimal.
Beberapa perusahaan tambang internasional dikabarkan telah melakukan studi kelayakan di wilayah tersebut, termasuk perusahaan asal Amerika Serikat yang dekat dengan lingkaran bisnis Trump.
Potensi Dampak bagi Industri Tambang dan Perdagangan Global
Jika langkah ini terealisasi, efeknya bisa sangat besar:
- Diversifikasi Pasokan Global – Mengurangi dominasi Tiongkok di pasar rare earth.
- Peningkatan Investasi – Negara pemilik sumber daya bisa memperoleh investasi infrastruktur dan teknologi tambang.
- Persaingan Geopolitik – Memicu perebutan wilayah eksplorasi antara kekuatan besar dunia.
- Risiko Lingkungan – Penambangan rare earth memerlukan pengelolaan limbah berbahaya, sehingga bisa menimbulkan masalah ekologis jika tidak diawasi ketat.
Reaksi Pasar dan Pelaku Industri
Pasar komoditas merespons cepat kabar ini. Harga beberapa jenis rare earth di bursa berjangka Asia naik hingga 4% hanya dalam dua hari terakhir. Investor mulai mengantisipasi kemungkinan terjadinya lonjakan permintaan global jika proyek ini disetujui.
Di sisi lain, sejumlah LSM lingkungan menyerukan agar negara-negara pemilik cadangan rare earth tidak tergoda hanya oleh tawaran investasi, tetapi juga memastikan adanya transfer teknologi, perlindungan lingkungan, dan pembagian keuntungan yang adil.
Antara Ambisi Bisnis dan Kepentingan Nasional
Ambisi Trump memburu harta karun langka ini memperlihatkan betapa strategisnya sektor tambang dalam peta kekuatan global. Namun, seperti yang diingatkan eks PM Malaysia, langkah ini bukan sekadar urusan bisnis, melainkan pertaruhan kedaulatan sumber daya alam.
Ke depan, dunia akan menunggu apakah negosiasi ini akan berjalan transparan atau justru memicu babak baru persaingan geopolitik di sektor tambang dan industri strategis.
BACA ARTIKEL LAINNYA>> https://smk28petahanan.sch.id